Kritik Cerpen Karya Sirikit Syah

“Keputusan”: Dari Refleksi Seorang Wanita, Hingga Bangsa Indonesia

Dalam cerpen dengan judul “Keputusan” pada kumpulan cerpen "Harga Perempuan" karya Sirikit Syah diceritakan tokoh utama bernama Desi. Wanita lajang yang bekerja di salah satu stasiun tv swasta, sebagai konsultan di bidang produksi berita. Sedangakan Mark adalah kekasih Desi, seorang duda asal Amerika dengan dua anak. Mark bekerja di tempat Desi sebagai konsultan dan manager. Atau bisa dibilang sebagai pengambil keputusan. Suatu hari Mark pergi dengan Susan, sekretaris baru. Desi tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, sebuah berita penting mengalihkan kejengkelannya terhadap Mark. Wartawan Desi berhasil meliput berita sebuah truk berisi lusinan tabung gas elpiji yang meledak. Tanpa keberadaan Mark, Desi berusaha agar stasiun tvnya menjadi stasiun pertama menyiarkan berita tersebut. Dengan usaha yang kesar, tanpa meminta pertibangan Mark, Desi berhasil menayangkan berita tersebut. Segala pujian untuknya mulai berdatangan. Hingga akhirnya Desi merasa bisa melakukan apapun tanpa bantuan dari Mark.
Dari tokoh Desi, kita lihat sikap abnormal seorang wanita ketika berhadapan dengan orang yang ia cintai. Desi adalah sosok yang bisa dikatakan cerdas dan sanggup melakukan segala hal. Namun, ia tidak mau menyadari bahwa ia mampu melakukan tugasnya. Dia menekan segala potensi dan keunggulannya agar bisa selalu bersama kekasihnya, Mark. Secara lebih gampangnya, Desi menyukai Mark, dan dia berusaha mempertahankan keberadaan Mark. Dengan cara “pura-pura” membutuhkan tenaga Mark di tempat ia bekerja. Padahal yang lebih tepat membutuhkan Mark adalah Desi.
Desi menyadari bahwa ia memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan Mark. Hal ini baru dia sadari ketika Mark mulai beralih pada wanita lain, Susan. Nampaknya, sakit hati yang dirasakan oleh Desi dengan sekejap mampu mengubah sikapnya terhadap Mark. Desi berusaha bangkit tanpa ada bayang-bayang pada diri Mark. Di sinilah sisi keabnormalan seorang Desi ketika berhadapan dengan orang yang ia cintai beralih pada orang yang ia benci.
Perubahan sikap Desi diawali dari perubahan sikap pada diri Mark. Dari wanita yang selalu berada diketiak Mark, yaitu selalu meminta perimbangan, menjadi wanita yang mampu membuat keputusan. Berawal dari sikap Mark yang berusaha menghidar dari Desi. Bahkan Mark menolak secara jelas ajakan makan malam Desi demi Susan. Hal lain yang membuat Desi berubah adalah, ketika ia berhasil menyiarkan berita pertama kali mengenai kecelakaan truk.
Sirikit Syah mampu menggambarkan sosok wanita yang diliputi rasa “penuh pertimbangan” jika berhadapan dengan laki-laki yang dicintai. Wanita yang selalu mengorbankan dirinya agar tetap berada di dekat laki-laki yang ia cintai. Selanjutnya, jika sekali pun wanita disakiti, tentunya ia akan berpikir bagaimana ia bersikap. Sirikit Syah langsung menunjukkan bagaimana seharusnya seorang wanita jika dihadapkan pada posisi dihianati oleh laki-laki. Dengan membangkitkan segala potensi dan kemampuan pada diri. Melihat fenomena seperti itu, timbul pertanyaan pada diri saya. Apakah seorang wanita baru bisa bangkit ketika dia disakiti? Sedangkan ketika berada di “zona aman dan nyama”, wanita terlihat pasrah dan menerima segala kemungkinan yang terjadi.
Tokoh Mark membuat pikiran saya beropini, bahwa sosok laki-laki selalu memanfaatkan segala potensi yang ada pada wanita. Dalam cerpen ini, tentunya Mark tahu jika Desi sangat mencintainya sehingga ia berusaha membuat Desi mempertahankan keberadaannya. Namun Mark agaknya kurang mampu mengatur perasaannya sampai-sampai berpaling pada Susan. Agaknya Mark tidak mau dirugikan. Setelah tahu prestasi Desi, ia berusaha bersikap “manis” kepada  Desi. Namun Mark tak tahu jika Desi dengan sekejap telah bermetamorfosis. Dia tidak mau menerima Mark kembali. Bahkan posisi Mark mulai terandam.
Dari cerpen ini, banyak pengetahuan yang bisa kita dapatkan. Mulai dari kejiwaan seorang wanita, pola pikir laki-laki Amerika, hingga sampai pada dunia penyiaran sebuah berita TV. Yang menarik menurut saya, penulis nampaknya ingin memberikan pencerahan bagi bangsa Indonesia, yang tercermin pada tokoh Desi. Sebenarnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak potensi dan kemampuan yang tidak kalah dengan bangsa lain. Namun lantaran terlalu menggantungkan diri pada pihak asing, akhirnya bangsa Indonesia tidak bisa mandiri. Kita tunggu saja, kapan Indonesia melakukan tindakan frontal untuk mengubah dirinya, seperti Desi yang tak lagi di ketiak Mark.


foto Sirikit Syah
sumber: Google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN: MELUKIS BIDADARI

NOSTALGI(L)A PUTIH ABU-ABU