PALESTINA KITA SAYANGI



Bagaimana Muslim Indonesia Mendukung Palestina?
Oleh: Halimatus Sakdeyah

15 Nopember 1988 merupakan hari yang bersejarah bagi Bangsa Palestina. Pada hari tersebut PBB telah mengakui keberadaan Bangsa Palestina. Banyak negara di dunia mengakui kemerdekaan Palestina, tidak terkecuali Bangsa Indonesia. Namun, pengakuan dari banyak negara tidak membuat Israel dan antek-anteknya surut. Mereka gencar menyerang Bangsa Palestina. Bahkan penyerangan tersebut semakin tidak berperikemanusiaan.
Seperti yang sering dilansir beberapa jenis media massa, banyak sekali pelanggaran perang yang dilakukan pasukan Israel dan Amerika Serikat (AS) terhadap Bangsa Palestina. Secara sengaja mereka menyerang warga sipil dengan menjatuhkan bom di pemukiman penduduk, sekolah, maupun tempat umum. Tidak jarang mereka menembak balita dan anak-anak dari jarak dekat dengan sasaran kepala dan jantung. Yang lebih biadap lagi, mereka menjatuhkan bom asap yang mengandung bahan kimia. Asap dari bom tersebut mampu membunuh siapa pun yang menghirupnya. Secara gamblang, semua yang dilakukan Israel telah melanggar kode etik perang. Meskipun dunia telah mengecamnya, namun semua itu tidak digubris Israel. Mereka seakan menutup mata dan telinga.
Banyak warga Palestina menjadi janda, duda, dan yatim piatu. Anak-anak tidak dapat menikmati bangku sekolah, bermain dengan bebas, dan merasakan belaian kasih sayang orang tua. Yang lebih menyakitkan lagi, banyak anak-anak yang bertahan hidup dengan kondisi tubuh tak lengkap lantaran terkena serangan senjata Israel.
Muncul pertanyaan pada diri kita. Sampai kapan perang ini akan berakhir? Tentunya ada dua jawaban. Pertama, penjajahan akan terus berlanjut sampai Israel merampas seluruh tanah Palestina. Namun hal itu tidak akan terjadi. Kedua, sampai titik darah penghabisan dari para mujahid Palestina. Mereka tidak akan pernah menyerah hingga Israel terusir dan tunduk Palestina.
Mengutip pada pembukaan Undang-undang dasar negara Republik Indonesia yang berisi “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan”. Berdasarkan kutipan tersebut, bisa diartikan bahwa bangsa Indonesia, menolak atau mengecam segala bentuk penjajahan suatu negara oleh negara lain. Penjajahan merupakan suatu perampasan hak asasi dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Melihat saudara kita seperti itu, lantas apa yang dilakukan bangsa Indonesia untuk membantu warga Palestina? Apakah hanya cukup dengan pembukaan Undang-undang saja? Tentunya itu tidak akan membantu saudara-saudara kita di sana. Mereka butuh action, bukan sekedar hitam di atas putih. Bukankah di dalam Alquran telah dijelaskan bahwa sesama muslim adalah saling bersaudara?
Pernah dalam suatu forum kajian, sang ustad yang menjadi pemateri memberikan tips bagaimana memusnahkan Israel. Dengan penuh semangat beliau menyampaikan “Masukkan saja air seni seluruh umat muslim di Indonesia ke dalam botol air mineral, kemudian kita lempar bersama-sama ke Israel. Pasti mereka akan kalang kabut.” Kata sang ustad diikuti gemuruh jamaah yang mengikuti kajian tersebut. Sang ustad menambahkan bahwa sesungguhnya Israel merupakan negara kecil.
Lantas apa yang harus kita lakukan? Mendengar “banyolan” sang ustad mengenai “penyerangan air seni”, memang terdengar gampang-gampang susah. Selanjutnya, apa yang bisa kita lakukan? Bantuan apa yang bisa kita berikan? Banyak cara untuk membantu saudara kita di Palestina. Bentuk bantuan tersebut sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang kita miliki. Mulai dari bantuan yang besar ataupun kecil.
Banyak sekali bentuk bantuan yang bisa meringankan saudara kita. Kita bisa membangun sekolah dan rumah sakit di Palestina. Seperti yang kita ketahui, banyak sekolah dan rumah sakit yang dihancurkan oleh Israel. Sekolah dan rumah sakit merupakan denyut nadi bagi warga Palestina. Dua aspek tersebut begitu penting untuk pemulihan bangsa Palestina.
Untuk membangun sekolah dan rumah sakit, kita tidak perlu datang ke Palestina dan membantu secara langsung. Cukup dengan membantu dalam penggalian dana. Dana yang diperoleh bisa dari meminta sumbangan secara langsung. Selain itu, cara yang mampu menarik perhatian banyak orang bisa dengan membuat suatu acara penggalian dana. Bagi yang memiliki kelebihan dalam bidang tarik suara, mereka bisa menggelar acara “Konser Nasyid” yang tujuannya juga untuk menggali dana.
Bagi yang mahir dalam bidang jurnalistik atau tulis menulis, bisa menuangkan segala idenya dalam bentuk tulisan. Menulis sebuah isue-isue yang mampu membangkitkan semangat, memojokkan Israel dan antek-anteknya, ataupun mengangkat  kisah warga Palestina sehingga mendapat perhatian dari dunia.
Selain itu, dengan tidak membeli produk boikot, merupakan salah satu bentuk bantuan kecil yang cukup efektif. Bantuan ini harus diterapkan dan terus disosialisasikan. Yang terakhir, kita harus tetap melakukan aksi mendukung Palestina. Setidaknya, ketika kita melakukan aksi dan saudara kita di Palestina tahu, maka menimbulkan energi dan semangat bagi mereka untuk tetap mempertahankan Palestina. Bagi dokter atau tim medis dan para guru, mereka bisa membantu secara langsung di Palestina. Tentunya dengan persiapan yang matang.
Tentunya semua bantuan itu tidak akan cukup. Bantuan yang paling utama adalah, di setiap akhir tahajud kita, doakan saudara-saudara kita yang ada di Palestina. Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan iman terhadap mereka. Jangan biarkan saudara-saudara kita putus asah atau bosan dengan perjuangan. Di setiap akhir doa, kita selipkan doa agar Allah senantiasa memberikan ghirah untuk mempertahankan tanah Palestina.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Cerpen Karya Sirikit Syah

CERPEN: MELUKIS BIDADARI

NOSTALGI(L)A PUTIH ABU-ABU