Sedikit Berbagi Cinta untuk Keluarga

       Beberapa waktu yang lalu, saya menemukan buku catetan zaman kuliah dulu. Buku yang lama tak tersentuh sampai-sampai dikerumunin debu. Saya buka perlahan. Isinya catetan kalau ada kajian, rapat HMJ, BEM, atau curhatan ala-ala. Kebayang betapa tidak tertibnya saya. Sampai tibalah bada halaman dimana saya secara sengaja mencatat hal-hal penting yang terdapat pada sebuah judul buku. Karena saya cukup sadar, bahwa saya ini orangnya pelupa. Setelah saya baca, menarik juga kalau saya share diblog saya. Biar pada banyak yang baca dan tahu.

        Buku tersebut berisi tentang kutipan hal-hal kecil yang perlu diperhatikan dalam mendidik anak. “Langkah Cinta untuk 
Keluarga”. Buku mengenang ibu sejati Almarhumah Ustadzah Yoyoh Yusroh, S.Pd. Dulu saya membaca buku ini, pinjam punya sepupu saya. maklum blum kerja dulu. Sekarang pengen punya sendiri. Bolehlah kalo ada yang mau ngasih.. hehhe *kode keras

Resep  pertama adalah bagaimana agar mudah menyatu dengan keluarga. Ada tiga resep yakni:
1.      Memiliki komitmen bersama pada tujuan bersama.
2.      Memiliki kesiapa untuk sama-sama saling dukung dan saling menerima satu sama lain sebagai individu yang tidak sempurna.
3.      Berbagi rasa syukur dan sabar secara silih berganti.

  • No body’s perfect – Siapa yang menginginkan pasangan hidupnya sempurna, maka dia tidak akan punya pasangan hidup. Siapa yang ingin punya saudara atau teman sempurna, ia pun tidak akan punya saudara atau teman.
  • Arahkan bakat anak secara optimal  “tantangan yang dihadapi anak masa depan jauh berbeda dengan apa yang dihadapi orang tua di masa depan.”
  • Mewalikan anak yang sudah dewasa dengan anak yang lebih kecil (metode pengawasan)


Lima metode pendidikan anak
1.      Pendidikan dengan keteladanan
2.      Pendidikan dengan adat kebiasaan
3.      Pendidikan dengan nasehat
4.      Pendidikan dengan pengawasan/memberikan perhatian (perwalian)
5.      Pendidikan dengan hukuman

  • Biarpun sibuk, sempatkan diri untuk menemani anak-anak sarapan dan menunggu mereka berangkat sekolah.
  • Berusaha agar ada sesuatu yang bisa dijadikan memori oleh anak-anak.
  • Selalu mencium pipi kiri dan kanan anak saat bertemu.
  • Cara pandang orang tua terhadap anak, ternyata benar-benar menjadi doa.  “Sebentar  lagi dia akan berubah menjadi lebih baik”.
  • Memberikan salam kepada pohon dan bunga dengan tulus.
  • Menyegerakan memberikan apresiasi kepada siapapun yang dikenal.
  • Tidak membiarkan soal sekecil apapun berlama-lama mengendap dalam rumah tangga, karena banyak masalah yang lebih besar di luar.
  • Selalu menyesuaikan busana dengan pasangan. 
  • Jangan andalkan kemampuan kita, karena kita tidak akan mampu. Kita andalkan kemampuan Allah, karena Allah Maha Segalanya, Maha mampu, mampu melakukan segalanya.
  • Ketika pasangan berbuat tidak baik, ingatlah kebaikannya. Ingat hal yang positif, insyallah yang jelek akan hilang.
  • Kalau nyeplok telur, tidak boleh terlalu masak sampai pinggirnya keras, karena katanya bisa memicu kanker. 
  • Biasakan anak mengajukan proposal untuk hal-hal yang dibutuhkan.

    Bisalah nanti dipraktikkan. Mungkin lain kesempatan secara khusus saya bahas profil Ustadah Yoyo Yusroh. Semoga ada hikmah atau kebaikan yang bisa kita dapatkan dari hal kecil yang saya sampaikan. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Cerpen Karya Sirikit Syah

CERPEN: MELUKIS BIDADARI

NOSTALGI(L)A PUTIH ABU-ABU