DERAP CINTA GENERASI EMAS

 


Tiada salah jika Indonesia dinisbahkan sebagai negeri gema ripah loh jinawi. Kekayaan alam darat dan laut terbentang dari Sabang hingga Merauke. Terbukti bangsa penjajah yang begitu kerasan berlama-lama di bumi nusantara. Belum lagi keindahan alam yang tersohor hingga manca. Semua menjadi paket komplit yang dijatuhkan Allah tepat di Indonesia.  

Entah mengapa kekayaan alam ini tidak diimbangi dengan kekayaan hati manusianya. Hingga usia 77 tahun merdeka, Indonesia masih berjibaku dengan kemelut persoalan bangsa yang tiada surut. Di antara banyak persoalan melanda, kasus korupsi yang paling menguras perhatian. Hampir semua lini tak lepas dari “aktivitas” merampas apa yang bukan menjadi haknya. Alhasil kesejahteraan rakyat tidak bisa terpenuhi. Belum lagi pembangunan yang  terhambat.

Lantas siapa pelakunya? Betul, mereka-mereka yang kiranya 30 – 40 tahun lalu sedang asyik belajar di sekolah. Karena perilaku korupsi bukanlah berasal dari kalangan yang fakir ilmu. Tentu bukan fakta yang menggembirakan. Justru kecenderungan mereka yang paham ilmu kebanyakan terlibat dalam kasus korupsi. Tentulah mereka sudah fasih dalam hal kejujuran yang diajarkan oleh sang guru. Adakah yang salah dalam pengajaran kejujuran di sekolah? Benarkah Indonesia telah gagal dalam mengajarkan kejujuran?


Pemuda bagian terbesar penduduk Indonesia dengan segala energi dan potensi yang dimiliki. Jika diarahkan dan ikut andil memerangi korupsi, tentu cita-cita Indonesia bebas korupsi bukan lagi sekadar mimpi. Sudah saatnya bersama-sama kita mempersiapkan generasi emas yang akan menjadi pemimpin di masa datang.

Tidaklah sulit membina pemuda untuk menjadi generasi emas. Bersama-sama kita tanamkan rasa cinta pada diri mereka. Karena masing-masing manusia telah dibekali cinta saat ia dilahirkan ke dunia. Cinta pada diri, sahabat, keluarga, masyarakat, dan bangsanya. Ketika cinta yang tertanam kuat dalam diri kita, tentu kita tidak akan berani menciderai apa yang telah kita cintai.

Dua puluh tiga tahun mendatang, tepatnya 17 Agustus 2045 Indonesia memasuki usia emas. Sudah saatnya bangsa ini bangkit dari liang keterpurukan akibat korupsi. Kita tidak akan bisa lepas dari jerat korupsi ketika kita tidak melawannya bersama. Jika bukan kita yang hidup untuk berbuat saat ini, lantas siapa? Allah tidak akan mengubah suatu kaum, kecuali ia mengubahnya sendiri.

ditulis oleh Halimatus Sakdeyah, S.Pd _Guru SMAN 1 Lumbang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Cerpen Karya Sirikit Syah

CERPEN: MELUKIS BIDADARI

NOSTALGI(L)A PUTIH ABU-ABU